Berikut adalah macam-macam perlakuan akuntansi atas hasil penjualan bahan baku sisa:
Dimasukkan sebagai pendapatan
Pada metode ini, hasil penjualan bahan baku sisa dicatat sebagai pendapatan. Metode ini biasanya digunakan jika bahan baku sisa masih memiliki nilai pasar yang signifikan.
Jurnal:
Kas / Piutang Dagang
(Harga jual bahan baku sisa)
Dikembalikan ke Persediaan Bahan Baku
(Harga pokok bahan baku sisa)
Dimasukkan sebagai pengurangan biaya produksi
Pada metode ini, hasil penjualan bahan baku sisa dicatat sebagai pengurangan biaya produksi. Metode ini biasanya digunakan jika bahan baku sisa memiliki nilai pasar yang tidak signifikan.
Jurnal:
Beban Produksi
(Harga pokok bahan baku sisa)
Kas / Piutang Dagang
(Harga jual bahan baku sisa)
Dimasukkan sebagai pendapatan lain-lain
Pada metode ini, hasil penjualan bahan baku sisa dicatat sebagai pendapatan lain-lain. Metode ini biasanya digunakan jika bahan baku sisa tidak dapat diidentifikasikan dengan pesanan tertentu atau produk tertentu.
Jurnal:
Pendapatan Lain-lain
(Harga jual bahan baku sisa)
Kas / Piutang Dagang
(Harga jual bahan baku sisa)
2. Jurnal Umum atas kerusakan karena perubahan spesifikasi pelanggan
Berikut adalah jurnal umum atas kerusakan karena perubahan spesifikasi pelanggan:
Persediaan Barang Jadi (A1)
(Biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead)
Pendapatan (Potongan harga)
(Harga jual x 40/100)
Hutang Usaha
(Harga jual x 60/100)
Penjelasan:
Persediaan Barang Jadi (A1) dikredit untuk mencatat penurunan nilai persediaan barang jadi yang rusak.
Pendapatan (Potongan harga) dikredit untuk mencatat potongan harga yang diberikan kepada pelanggan.
Hutang Usaha didebit untuk mencatat piutang pelanggan atas penjualan barang jadi yang rusak.
3. Jurnal Umum jika kerusakan terjadi akibat kelalaian karyawan
Berikut adalah jurnal umum jika kerusakan terjadi akibat kelalaian karyawan:
Beban Produksi
(Biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead)
Hutang Usaha
(Harga jual barang jadi)
Persediaan Barang Jadi (A1)
(Biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead)
Penjelasan:
Beban Produksi didebit untuk mencatat biaya produksi barang jadi yang rusak.
Hutang Usaha didebit untuk mencatat piutang pelanggan atas penjualan barang jadi yang rusak.
Persediaan Barang Jadi (A1) dikredit untuk mencatat penurunan nilai persediaan barang jadi yang rusak.
4. Perhitungan laba rugi setiap produk
Berikut adalah perhitungan laba rugi setiap produk:
Produk Jumlah Alokasi Kos Bersama Hasil Pendapatan Laba/Rugi
A1 250 Rp875.000.000 Rp2.625.000.000 Rp1.750.000.000
A2 300 Rp1.050.000.000 Rp950.000.000 Rp100.000.000
A3 150 Rp525.000.000 Rp500.000.000 Rp25.000.000
A4 480 Rp1.680.000.000 Rp1.225.000.000 Rp455.000.000
A5 350 Rp5.040.000.000 Rp3.670.500.000 Rp1.369.500.000
Keputusan untuk menghentikan produk
Keputusan untuk menghentikan produk harus mempertimbangkan berbagai faktor, antara lain:
Laba rugi produk
Jika produk menghasilkan kerugian, maka produk tersebut harus dipertimbangkan untuk dihentikan.
Pada kasus PT Gaya Keren, hanya produk A5 yang menghasilkan kerugian. Produk A5 menghasilkan kerugian sebesar Rp1.369.500.000.
Berdasarkan faktor laba rugi, maka produk A5 harus dipertimbangkan untuk dihentikan. Namun, keputusan ini harus mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti:
Kapasitas produksi
Jika kapasitas produksi PT Gaya Keren masih cukup, maka produk A5 dapat dihentikan dan kapasitas tersebut dapat digunakan untuk memproduksi produk lain yang lebih menguntungkan.
Reaksi pelanggan
Pemberhentian produk A5 dapat menyebabkan pelanggan yang menyukai produk tersebut menjadi kecewa. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap reputasi PT Gaya Keren.
Potensi keuntungan di masa depan
Jika produk A5 memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan di masa depan, maka produk tersebut dapat dipertahankan. Namun, PT Gaya Keren harus melakukan upaya untuk mengurangi biaya produksi produk tersebut.
Berikut adalah beberapa alternatif keputusan yang dapat diambil PT Gaya Keren:
HENTIKAN PRODUKSI PRODUK A5
Alternatif ini adalah alternatif yang paling rasional, mengingat produk A5 menghasilkan kerugian. Namun, PT Gaya Keren harus mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti kapasitas produksi dan reaksi pelanggan.
UBAH DESAIN PRODUK A5
Alternatif ini dapat dilakukan jika produk A5 dapat diubah desainnya sehingga dapat menghasilkan keuntungan. PT Gaya Keren harus melakukan penelitian dan pengembangan untuk menentukan apakah desain baru dapat meningkatkan keuntungan produk A5.
CARI PEMASARAN BARU UNTUK PRODUK A5
Alternatif ini dapat dilakukan jika PT Gaya Keren dapat menemukan pasar baru untuk produk A5. PT Gaya Keren harus melakukan riset pasar untuk menentukan apakah ada pasar baru yang dapat menyerap produk A5.
Pada akhirnya, keputusan untuk menghentikan produk A5 adalah keputusan yang harus diambil oleh manajemen PT Gaya Keren. Manajemen PT Gaya Keren harus mempertimbangkan berbagai faktor secara cermat untuk menentukan keputusan yang terbaik.
kunjungi:
qollega.com